RINGKASAN
MATERI TIPOGRAFI MIKRO DAN MAKRO
a)
Kerning
Pengukuran jarak antar huruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
Pengukuran jarak antar huruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
b)
Leading
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
c)
Perhitungan
Huruf Pada Tiografi Tiga dasar sistem pengukuran Relative Measurement dalam
tipografi adalah: point
(biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan
untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang
baris. Pengukuran dari lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung
dengan satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang
menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition – teknologi yang
digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil
cetak yang tajam dan presisi. Pada tahun 1737, Pierre Fournier, seorang pembuat
huruf (type founder) dari Paris menemukan sistem pengukuran huruf dalam satuan
point. Sistem pengukuran huruf yang lain diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh
Francois Ambroise Didot dari Perancis. Acuan yang dipakai sekarang adalah
sistem Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm.
Sistem pengukuran tipografi
tersebut berawal dari teknik
cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya diciptakan standarisasi
pengukuran dan satuannya